Raja Wulawarman, Kerajaan Kutai
Raja Wulawarman - Negara Indonesia merupakan negara kesatuan Republik Indonesia yang tidak dapat dipisahkan dari kerajaan-kerajaan yang pernah ada. Dahulu di Indonesia banyak sekali kerajaan yang berkembang. Kerajaan-kerajaan tersebut dikelompokkan dalam kerajaan Hindu, Budha, dan Islam.
Di Indonesia agama hindu muncul pada abad ke-4. Sedangkan kerajaan yang bercorak Hindu antara lain adalah Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Mataram, Kediri, Singasari, dan Majapahit.
Pada waktu itu Kerajaan Kutai dipimpin oleh raja yang bernama Raja Wulamarman. Ia merupakan pemeluk agama Hindu yang taat yang memuja Dewa Syiwa. Pada masa Kerajaan Kutai, rakyat Indonesia hidup makmur dan sejahtera serta berdampingan hidup rukun.
Kerajaan Kutai sendiri merupakan kerajaan yang tertua berdiri di Indonesia. Sebab, kerajaan ini berdiri pada tahun 400 Masehi. Kerajaan ini berdiri di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kota Kecamatan Muarakaman.
Daerah Muarakaman ini terletak diantara Sungai Mahakam dengan Sungai Kedang Rantau. Raja pertama dari kerajaan Kutai adalah Kudungga, merupakan pembesar kerajaan Campa (Kamboja).
Kemudian Raja Kudungga digantikan oleh anaknya yang bernama Asnawarman. Setelah itu raja Kutai berganti lagi dan yang menggantikan adalah Wulamarman, raja yang tersohor karena bisa membawa kerajaan di masa keemasannya.
Beberapa sejarawan menganggap bahwa Mulawarman adalah pendiri kerajaan Kutai karena berhasil membawakan stabilitas sosial, politik, dan ekonomi di kerajaan ini menjadi lebih baik dari raja-raja sebelumnya.
Selain membawa rakyatnya makmur, Raja Wulamarman juga berhasil menciptakan stabilitas politik dengan cara melibatkan golongan lain di dalam kerajaan. Buktinya tertulis dalam salah satu Yupa yang ditemukan dan menyebutkan bahwa “Mulawarman adalah raja yang paling berkuasa, kuat, dan bijaksana”. Ia juga dikenal sebagai raja yang sangat dekat dengan kaum Brahmana dan rakyat.
Peninggalan Kerajaan Kutai adalah Prasasti Yupa, yang ditemukan ada tujuh prasasti dan ditemukan di aliran Sungai Mahakam Kalimantan Timur. Prasasti-prasasti tersebut di tulis dengan huruf Pallawa Awal dalam bahasa Sanskerta dengan ciri khas aksara Pallawa yang menggunakan box head pada bagian atas aksara (Kemdikbud, 2014).
Yupa adalah tiang batu (tugu) berukuran kurang lebih 1 meter yang ditanam di atas tanah. Pada tiang batu ini terukir prasasti dari kerajaan Kutai yang dianggap msebagai sumber tulisan tertua di Indonesia. Yupa memiliki tiga fungsi utama, yaitu: 1. sebagai prasasti, 2. tiang pengikat hewan untuk upacara korban keagamaan, dan 3. lambang kebesaran raja.
Prasasti Yupa menceritakan bahwa Raja Wulawarman sebagai raja yang baik, dan pada masa kepemimpinannya rakyat hidup sejahtera dan makmur. Prasasti Yupa didirikan untuk memperingati Raja Wulwarman yang telah menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana.
Berikut silsilah Kerajaan Kutai yang berthan hingga 21 generasi:
- Maharaja Kudungga, bergelar Anumerta Dewawarman (pendiri)
- Maharaja Aswarman (anak Kudungga)
- Maharaja Mulawarman (raja yang terkenal)
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Guna Parana Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putera
- Maharaja Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta Dewa
- Maharaja Dharma Setia
Referensi :
- Kemdikbud. (2014). Surat Keputusan Mendikbud: Tujuh prasasti yupa koleksi museum nasional sebagai kawasan cagar budaya peringkat nasional.
- Muh. Ekhsan Rifai, S.Si, DKK. Modul Bahan Ajar Tema 5 Kelas 4 SD. Sukoharjo: Sindunata.
- https://serupa.id/kerajaan-kutai-sejarah-peninggalan-silsilah-kejayaan-keruntuhan/